IDXChannel - Ekonomi Israel rugi setidaknya USD260 juta atau sekitar Rp4 triliun setiap harinya akibat berperang dengan Hamas di Gaza.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (12/11/2023), besarnya dampak ekonomi perang membebani anggaran Pemerintah Israel.
Pemerintah Israel memperkirakan defisit anggaran mencapai 4% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2023, dua kali lipat lebih tinggi dari estimasi sebelumnya. Angka tersebut diprediksi naik menjadi 5% di 2024.
Untuk membiayai perang, Pemerintah Israel mencari dana di pasar obligasi. Kementerian Keuangan berencana meminjam lebih banyak di sisa tahun ini.
Meski demikian, biaya untuk mengasuransikan obligasi Pemerintah Israel dari gagal bayar tercatat lebih tinggi dua kali lipat dari sebelum perang. Selain itu, para investor juga menuntut premi risiko yang lebih tinggi.
Pengamat mengatakan Pemerintah Israel harus memangkas anggaran besar-besaran untuk memperbaiki kondisi fiskalnya. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih enggan untuk mencabut subsidi bagi kelompok garis keras yang bersekutu dengannya di pemerintahan.
"Selama subsidi untuk anggota koalisi masih ada, biaya utang akan tetap tinggi," kata Rafi Gozlan, kepala ekonom di IBI Investment House.
Kondisi ekonomi Israel bisa makin buruk seiring berlarutnya perang dengan Palestina. Moody's baru-baru ini memprediksi defisit anggaran Pemerintah Israel bisa menembus 7%. (WHY)