Menurutnya, Indonesia tidak hanya mengimpor barang modal, tetapi juga bahan pangan pokok hingga garam.
"Ada terjadi batuk-batuk di ekonomi global, maka kita pun juga akan terdampak ya, batuk-batuk juga," katanya.
Dia lantas menekankan perlunya terobosan menuju self-substituting atau kemandirian pangan dan energi sebagai tolok ukur keberhasilan ekonomi di masa depan.
Terkait investasi, Esther menilai paket kebijakan pemerintah saat ini belum cukup menarik bagi investor kakap. Skema seperti tax holiday atau tax reduction dianggap tidak menjawab kebutuhan riil investor di lapangan.
"Investor ini butuh hal yang lain. Misalnya, infrastrukturnya itu harus relatif ada semua; ada gas, ada listrik, ada air bersih, sehingga mereka bisa bangun pabrik di situ. Kalau sektor pariwisata, harus ada connecting flight dan seterusnya," ujar dia.