Sisi demand dikontribusikan oleh konsumsi rumah tangga sebesar 52,62% dan investasi PMTB sebesar 29,68%. Sementara dari sisi supply ditopang oleh industri pengolahan dengan kontribusi 18,75% terhadap total PDB.
Tumbuhnya industri pengolahan juga terlihat dari indikator indeks PMI Manufaktur Indonesia, di mana pada Oktober 2023 berada di 51,5. Ini menunjukkan pertumbuhan ekspansif selama 25 bulan berturut-turut.
Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang masih berada pada level ekspansif di Asia Tenggara.
Tidak hanya sektor riil, Indonesia juga mampu menjaga stabilitas di sektor eksternal. Pada kuartal III-2023, defisit Neraca Pembayaran Indonesia turun signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Sementara neraca perdagangan surplus selama 42 bulan berturut-turut. Pada Oktober 2023, neraca perdagangan Indonesia surplus senilai USD3,48 miliar.