Namun demikian, Josua menafikan faktor deflasi Mei 2024 ini terjadi karena adanya penurunan daya beli masyarakat. Dia memaparkan kondisi deflasi ini diiringi dengan inflasi dari sisi core inflation-nya.
"Kita bisa menyimpulkan sementara deflasi bulan Mei lalu dipengaruhi penurunan normalisasi harga pangan dan transportasi, namun dari sisi permintaannya masih terbilang solid," ungkap Josua.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2024 sebesar 0,25% secara bulanan atau month to month (mtm). Yang menarik dari data ini adalah beras akhirnya mengalami deflasi.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti mengungkapkan, inflasi April 2024 bertepatan dengan momen Lebaran ternyata lebih rendah jika dibandingkan inflasi bulan Maret 2024 yang bertepatan dengan awal Ramadhan.
"Inflasi pada April 2024 ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada periode Lebaran di 3 tahun sebelumnya yaitu pada April 2024, Mei 2022, dan Mei 2021," ujarnya dalam konferensi pers hari ini, Kamis (2/5/2024).
(FRI)