Menurutnya, capaian positif ini sebagai dampak dari program kebijakan hilirisasi. Hal itu turut mendongkrak industri konstruksi di tanah air lewat pembangunan pabrik-pabrik baru dan membutuhkan banyak baja sebagai rangka bangunan.
Bertumbuhnya industri baja di dalam negeri ini, menurut Airlangga, menimbulkan masalah di tataran perdagangan internasional. Hal itu seperti yang dialami oleh dua komoditas sebelumnya, yaitu sawit dan nikel yang digugat ke organisasi perdagangan dunia atau WTO.
“Daya saing yang luar biasa. Kalau daya saing luar biasa simbolnya gampang, digugat di luar negeri, sawit digugat, nikel, dalam bentuk larangan ekspor,” kata dia.
(FRI)