"Selain disebabkan oleh perlambatan dari ekonomi China, mungkin kita juga bisa meninjau ekonomi mereka yang antara lain untuk bisa menerapkan zero emisi. Sehingga kebijakan tersebut tentu saja akan memengaruhi kinerja ataupun kebutuhan batu bara di China. Sehingga kinerja ekspor khususnya batu bara ke China mengalami penurunan," terang Imam dalam rilis BPS di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Namun demikian, kata Imam, jika melihat neraca perdagangan Indonesia dengan China secara keseluruhan, Indonesia masih mengalami surplus.
"Begitupun pada bulan lalu juga mengalami hal yang sama," tukasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Imam menyampaikan, berdasarkan negaranya, ekspor non migas pada April 2023 terbesar adalah ke China yaitu sebesar USD4,62 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar USD1,57 miliar, dan india sebesar USD1,54 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,82%.
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 3,16 miliar dan USD1,44 miliar.
(YNA)