Menurut Musk, lithium hanya mengambil porsi sedikit dari berat baterai, sementara nikel mengambil porsi yang jauh lebih besar. Tak hanya untuk kendaraan darat, Musk juga menyebut bahwa kontribusi Indonesia ini nantinya juga akan sangat bermanfaat bagi pesawat.
"Kombinasi dari pertambangan berkelanjutan dan energi terbarukan, serta edukasinya, akan membuat kontribusi yang hebat dari Indonesia," ungkap Elon.
Di hadapan Musk dan juga para peserta G20 lainnya, Anindya juga menegaskan ambisi Indonesia untuk menjadi sebuah electro-state, sebagai arah pengembangan baru dari yang semula lebih mengedepankan konsep petro-state sebagai pendekatan di masa lalu.
Tak hanya itu, dengan banyaknya hutan mangrove dan hutan tropis yang dapat diandalkan sebagai penangkap karbon, Indonesia juga bertekad untuk menjadi pusat kekuatan dekarbonisasi dunia, seperti halnya Saudi Arabia dalam industri migas internasional.
"Kita punya banyak hutan mangrove dan hutan tropis untuk menangkap karbon, sekaligus juga bahan baterai listrik serta potensi energi terbarukan lainnya," tegas Anindya. (TSA)