sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Emisi CO2 Global dari Bahan Bakar Fosil Cetak Rekor di 2023

Economics editor Wahyu Dwi Anggoro
05/12/2023 10:08 WIB
Emisi karbon dioksida (CO2) global dari bahan bakar fosil diprediksi mencapai rekor tertinggi pada 2023.
Emisi CO2 Global dari Bahan Bakar Fosil Cetak Rekor di 2023. (Foto: MNC Media)
Emisi CO2 Global dari Bahan Bakar Fosil Cetak Rekor di 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Emisi karbon dioksida (CO2) global dari bahan bakar fosil diprediksi mencapai rekor tertinggi pada 2023. Kondisi ini dikhawatirkan memperburuk perubahan iklim dan memicu lebih banyak fenomena cuaca ekstrem.

Dilansir dari Reuters pada Selasa (5/12/2023), Laporan Global Carbon Budget, yang diterbitkan di sela konferensi iklim COP28 Dubai, memperkirakan bahwa emisi CO2 dari bahan bakar fosil akan mencapai 36,8 miliar metrik ton pada 2023, meningkat 1,1% dari tahun lalu. Laporan ini dibuat para ilmuwan dari sekitar 90 institusi yang diakui secara internasional.

Sementara itu, emisi CO2 secara keseluruhan, yang mencapai rekor tertinggi tahun lalu, diprediksi turun pada 2023. Penurunan ini disebabkan berkurangnya penggunaan lahan, termasuk deforestasi.

Emisi dari penggunaan batu bara, minyak bumi dan gas alam semuanya meningkat, didorong oleh India dan China. Peningkatan di China disebabkan oleh pembukaan kembali ekonominya setelah penguncian akibat COVID-19. Di India, permintaan listrik tumbuh lebih cepat daripada kapasitas energi terbarukan di negara tersebut, sehingga bahan bakar fosil harus menutupi kekurangannya.

"Sekarang tampaknya tidak dapat dihindari bahwa kita akan melampaui target 1,5 Celcius dari Perjanjian Paris," kata Profesor Pierre Friedlingstein dari Universitas Exeter di Inggris, yang memimpin penelitian ini.

Berbagai negara sepakat dalam Perjanjian Paris 2015 untuk menjaga pemanasan di bawah 2 Celcius dan menargetkan 1,5 Celcius. Para ilmuwan mengatakan bahwa kenaikan suhu di atas 1,5 Celcius akan memunculkan berbagai dampak negatif, termasuk gelombang panas, banjir besar, dan kematian terumbu karang.

"Para pemimpin yang bertemu di COP28 harus menyetujui pengurangan emisi bahan bakar fosil secara cepat," ujar Friedlingstein.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement