"Jadi kita potong LID H, sehingga yang bersinggungan dengan Taman Nasional hilang. Akimeugah 1 dan 2 Sudah kita lelang yang kemarin barengan dengan Natuna itu," ujarnya.
Ia pun memastikan pemotongan ini juga tidak berpengaruh signifikan terhadap potensi Warim itu sendiri.
"Giant dia, gede. Jadi Warim itu di Akimeugah itu ada yang gas, ada yang minyak. Besar bukan ukuran kecil. Kita ambil seberapanya itu masih besar," ujarnya.
Namun diakui Tutuka, kondisi infrastruktur di sekitar memang kurang memadai. Hal itulah yang membuat pihaknya memberikan kategori daerah berisiko tinggi.
"Jadi kalau untuk minyak ya 50%, kalau untuk gas ya 55% 45%. Yang paling high risk," imbuhnya.