sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gara-gara Pandemi, Kebutuhan Biaya Pembangunan Berkelanjutan Melonjak 70 Persen

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
06/09/2022 13:19 WIB
Secara global juga terjadi celah peningkatan pembiayaan tahunan untuk SDGs, dari semula USD2,5 triliun melonjak 70% menjadi USD4,2 triliun akibat pandemi.
Gara-gara Pandemi, Kebutuhan Biaya Pembangunan Berkelanjutan Melonjak 70 Persen. Foto: MNC Media.
Gara-gara Pandemi, Kebutuhan Biaya Pembangunan Berkelanjutan Melonjak 70 Persen. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan upaya pencapaian pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di berbagai negara saat ini mengalami tantangan berat tak lepas dari imbas krisis ekonomi global yang tengah terjadi. 

Menurutnya secara global juga terjadi celah peningkatan pembiayaan tahunan untuk SDGs, dari semula USD2,5 triliun melonjak 70% menjadi USD4,2 triliun akibat pandemi.

"Di Indonesia, kebutuhan pendanaan SDGs masih terdapat celah pembiayaan yang cukup besar," ujar Wapres dalam sambutannya saat membuka acara Indonesian SDGs Corporate Summit Tahun 2022 secara virtual, Selasa (6/9/2022).

Padahal, Indonesia masih memiliki beragam pekerjaan rumah menuju tercapainya 17 target SDGs.

"Pandemi Covid-19 telah menghentikan atau memperlambat kemajuan upaya pencapaian SDGs oleh komunitas global. Selain mengganggu layanan kesehatan esensial, pandemi juga menyebabkan lebih dari empat tahun progres dalam pengentasan kemiskinan menjadi tidak berarti lagi, bahkan menempatkan 93 juta lebih orang di dunia dalam kemiskinan ekstrem di tahun 2020," lanjutnya.

Salah satu fokus pertama pada SDGs Indonesia adalah mengentaskan kemiskinan dalam berbagai bentuk. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah memberikan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.

"Untuk itu, integrasi, sinergi, dan kolaborasi program/kegiatan dari berbagai kementerian/lembaga, serta pelibatan aktor non-pemerintah menjadi kunci sukses agenda pencapaian 0% kemiskinan ekstrem. Di samping tentunya, akurasi data sasaran penerima manfaat program," jelas Wapres.

Selanjutnya untuk upaya pencapaian tujuan SDGs yang kedua yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk mal nutrisi. Wapres menjelaskan saat ini dalam 2,5 tahun kedepan pemerintah masih punya pekerjaan rumah untuk menurunkan 10,4% penurunan stunting.

"Pemerintah didukung segenap elemen bangsa dituntut untuk bekerja keras sekaligus cerdas, agar target prevalensi stunting 14% pada 2024 dapat tercapai. Terlepas dari turunnya angka stunting sebesar 30,8% tahun 2018 menjadi 24,4% tahun 2021, masih ada tantangan besar menurunkan 10,4% poin dalam 2,5 tahun ke depan," pungkasnya. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement