sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gelar Aksi Mogok Jualan, Ini Penjelasan Pelaku Usaha Daging Sapi

Economics editor Dinar Fitra Maghiszha
05/03/2022 13:22 WIB
Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Skala UKM dan Rumah Tangga (Aspedata) Diana Dewi menjawab sejumlah pertanyaan terkait aksi mogok pedagang.
Gelar Aksi Mogok Jualan, Ini Penjelasan Pelaku Usaha Daging Sapi. (Foto: MNC Media)
Gelar Aksi Mogok Jualan, Ini Penjelasan Pelaku Usaha Daging Sapi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Skala UKM dan Rumah Tangga (Aspedata) Diana Dewi menjawab sejumlah pertanyaan terkait aksi mogok yang dilakukan sejumlah pedagang daging sapi di pasar.

Diana menilai pemogokan terjadi akibat adanya kekhawatiran para pedagang terhadap kenaikan harga. Lonjakan berbagai macam harga kebutuhan pokok ditakutkan akan membuat harga daging sapi terus meroket.

"Saya melihatnya secara psikologis, mereka (pedagang) telah mensosialisasikan kepada konsumen, bahwa harga sudah tinggi. Kedua mereka berharap agar jangan sampai harga dagingnya naik terus," kata Diana dalam Dialog 'Quo Vadis Sembako Nasional', secara virtual, Sabtu (5/3/2022).

Terlebih, penjualan daging sapi akan memasuki bulan Ramadhan. Permintaan yang tinggi di bulan besar umat Islam tersebut diperkirakan akan semakin menaikkan harga.

Diana mencatat harga daging sapi di pasar dijual rata-rata Rp130 ribu hingga Rp140 ribu per kilogram. Sementara harga sapi bakalan Australia juga telah meningkat menjadi USD4,2 per kilogram, bahkan sempat menyentuh USD4,4 per kilogram.

"Karena harga sudah demikian, pedagang merasa bahwa ini mau hari raya ini, mau ramadhan ini, dan hari raya serta ramadhan kalau buat kalangan pedagang daging itu adalah panen. Mereka khawatir harga naik terus, sehingga kemarin kita tahu mereka melakukan mogok," tukas Diana.

Sebelumnya, sejumlah pedagang daging sapi melakukan mogok jualan merespons kenaikan harga.

Kendati beberapa dari mereka telah memulai kembali aktivitasnya di pasar, namun harga yang tinggi masih menjadi kekhawatiran pelaku usaha dan konsumen. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement