Tak hanya sekadar bertahan di 2022, kalangan analis memperkirakan Starbucks masih cukup mampu untuk meningkatkan belanja modalnya pada tahun fiskal 2023, untuk menambah oven, mesin espresso baru dan mempercepat pemeliharaan serta perbaikan perlatan perusahaan.
Perubahan lain yang juga dibutuhkan adalah meningkatkan operasional perusahaan yang terhenti oleh meningkatnya pemesanan seluler, minuman dingin, dan minuman yang disesuaikan.
Saat ini, Starbucks diperkirakan setidaknya memiliki USD3 miliar tunai di neraca keuangan perusahaan, dan diproyeksikan menghasilkan sedikitnya USD3,5 miliar lagi dalam bentuk tunai pada tahun depan. Di akhir tahun, Starbucks tengah mengincar pertumbuhan pendapatan jangka panjang sebesar 10 persen hingga 12 persen. (TSA)
Penulis: Nur Pahdilah