Tantangan biaya utama mereka adalah upah (79 persen), biaya logistik (52 persen), biaya pass-through dan pengadaan keseluruhan (masing-masing 48 persen), dan utilitas (45 persen).
Dengan demikian, para bisnis mengatakan mereka berharap Anggaran Singapura 2023 akan mendukung mereka dalam mengatasi biaya (74 persen), tantangan tenaga kerja (57 persen) dan bantuan dalam manajemen arus kas (48 persen).
Sementara itu, sebagai bagian dari upaya untuk mengelola risiko inflasi, bisnis mengindikasikan bahwa mereka menerapkan langkah-langkah penghematan biaya (55 persen), menaikkan harga produk/jasa (42 persen) dan menegosiasikan ulang persyaratan keuangan dengan pemasok dan pelanggan mereka (38 persen).
Mereka juga berencana untuk meningkatkan gaji (40 persen), berinvestasi lebih banyak dalam teknologi baru (32 persen) dan merekayasa ulang proses bisnis dan operasional (28 persen).
Prioritas utama mereka adalah meningkatkan pendapatan (66 persen), mengurangi biaya (43 persen) dan memastikan arus kas positif (42 persen).