IDXChannel - Dunia maya riuh dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) per Agustus 2023.
Dari angka hampir 10 juta tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
Mereka adalah potret Generasi Z alias Gen Z yang diharapkan bisa produktif. Gen Z sendiri adalah istilah untuk menggambarkan generasi yang lahir pada rentang 1997 hingga 2012 yang saat ini berusia 12 hingga 27 tahun.
Merespon hal ini, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, penyebab utama tingginya angka pengangguran pada Gen Z adalah mereka yang masih mencari dan belum kunjung mendapat pekerjaan.
"Jika merujuk data, pengangguran terbuka saat ini didominasi oleh anak usia 18 hingga 24 tahun. Itu biasanya mereka sedang mencari pekerjaan," kata Ida pada rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (20/5/2024).
Potret ini diperkuat dengan hasil survei Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan bahwa ekspektasi atas ketersediaan lapangan kerja dalam waktu 6 bulan mengalami penurunan di awal 2024 lalu.
Dalam survei Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan kerja BI keyakinan masyarakat untuk dapat kerja dalam 6 bulan di 2024 turun menjadi 129,9 di Desember 2023 dari 131,4 pada November 2023.
“Konsumen juga memperkirakan ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang mengalami penurunan,” tulis BI dalam laporannya, pada 9 Januari 2024.
Secara perinci, perkiraan yang menurun ini terjadi untuk seluruh kelompok usia.
Isu Produktivitas dan Potensi Ekonomi Gen Z
Struktur penduduk Indonesia menurut Sensus Penduduk 2020, didominasi oleh penduduk usia muda, dengan komposisi Gen Z sebesar 27,94 persen dari total 270,2 juta populasi di Tanah Air.
Sementara Milenial, sebanyak 25,87 persen dari total populasi. Ini menunjukkan persoalan pengangguran kelompok usia ini menjadi persoalan serius. (Lihat grafik di bawah ini.)
Melansir Jurnal Ekonomi Indonesia berjudul Generasi Z dan Transisi Pekerja Blue-Collar: Tantangan di Tengah Pandemi, Gen Z adalah generasi spesial yang lahir dengan teknologi yang berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Namun, masih terdapat generasi ini yang belum berani menanggung risiko untuk bekerja di tengah pandemi.
Mengingat, Gen Z kini juga lebih familiar dengan gig worker alias kerja fleksibilitas, upah lebih tinggi, dan memilih pekerjaan yang dapat memberi kebahagiaan untuk mereka.
Mereka juga digambarkan sering kali mengalami kebingungan dalam menentukan arah karir.
Visual Capitalist baru-baru ini melaporkan kesenjangan kekayaan generasi yang menganga di Amerika Serikat.