IDXChannel - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), terpaksa merogoh anggaran bernilai jumbo lantaran adanya kenaikan harga avtur atau bahan bakar saat musim haji 2022. Saat itu, harga avtur melonjak naik di luar perhitungan awal perusahaan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, dari perhitungan awal perusahaan harga avtur berada di angka USD85 sen per liter. Namun, menjelang keberangkatan haji atau pada Juni-Juli harga avtur justru naik menjadi USD97-98 sen per liter.
"Harga dihitungan tahun lalu 85 sen (dolar AS per liter), tapi pada waktu musim haji, harga avtur sempat naik sampai 97-98 sen," ungkap Irfan, saat dikonfirmasi MNC Portal, Jumat (10/2/2023).
Meski mengaku menombok biaya penerbangan tersebut, Irfan enggan menyebut nominal yang dikeluarkan Garuda untuk menutupi selisih harga avtur itu.
Kabar emiten bersandi saham GIAA itu menambah kekurangan anggaran penerbangan haji tahun lalu diutarakan Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susardi, saat rapat bersama dengan Panitia kerja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Panja BPIH) DPR, kemarin (9/2).
Menurutnya, saat itu PT Pertamina (Persero) menyodorkan harga bahan bakar di kisaran USD84,9 sen per liter. Angka tersebut menjadi acuan dan dimasukkan ke dalam rincian biaya penerbangan haji.
"Waktu itu kita dikasih di angka 84,9 sen kalau masih ingat. Itulah harga yang kita pakai untuk perhitungan kita di tahun lalu, dasar basisnya 84,9 sen," ucap Ade.
Sayangnya, menjelang keberangkatan jamaah haji, harga avtur malah mengalami kenaikan hingga di posisi USD112 sen per liter.
"Tapi kenyataannya pada waktu Juni Juli (2022), waktu kita melaksanakan perjalanan haji itu, dan harga avtur-nya melonjak dan paling jelek di 112 sen, jadi kita memang nanggung pada tahun lalu kenaikan itu," tutur dia.
"Kalau kita ambil harga rata-rata di tahun lalu, akhirnya 97-98 sen, jadi kita tahun lalu nombok sekitar 13 dolar-an," pungkas Ade.
(FAY)