Menariknya, berdasarkan laporan terbaru Bank Dunia, Viet Nam masuk ke dalam jajaran negara dengan inflasi pangan tertinggi mencapai 11 persen sepanjang 2023.
Pemerintah bahkan baru saja mengizinkan impor 600 ribu ton beras hingga Maret 2024 mendatang atau bertepatan dengan masuknya musim panen pertama.
General Manager Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga Topan Ruspayandi mengatakan, 600 ribu ton ini terdiri dari 100 ribu ton sisa kuota impor pada akhir Desember 2023 yang belum terealisasi, sedangkan 500 ribu ton lagi merupakan izin impor baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan sudah mendapatkan kontrak impor.
"Untuk izin (impor) di tahun 2024, kita kemarin baru saja 2 minggu yang lalu, kita mengundang puluhan eksportir dari negara produsen beras, kita sudah berkontrak 500 ribu ton, dan itu kita targetnya akhir maret sudah masuk semua, jadi 100 ribu ton sisa 2023 dan 500 ribu ton baru kontrak," ujar Topan dalam FGD (Forum Group Discussion) di Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Menurutnya, kebijakan importasi ini dalam rangka menjaga cadangan pangan pemerintah agar mampu menjaga stabilitas harga pangan di pasar. Sebab isu perubahan iklim ini menurutnya bakal mengoreksi produksi beras di Indonesia sendiri.
"Sambil berjalan kita juga tengah memenuhi lelang lagi ijin impor di 2024. Tahun ini kita menghadapi tantangan yang luar biasa besar untuk produksi padi, dan pangan yang lain," sambungnya. (ADF)