sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Beras Meroket, Badan Pangan: Daya Beli Masih Tinggi

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
03/10/2022 12:42 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengakui garga beras di dalam negeri melonjak tinggi akibat mahalnya pupuk.
Harga Beras Meroket, Badan Pangan: Daya Beli Masih Tinggi (Foto: MNC Media)
Harga Beras Meroket, Badan Pangan: Daya Beli Masih Tinggi (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengakui harga beras di dalam negeri melonjak tinggi. Salah satu penyebabnya karena harga pupuk yang merangkak naik. 

"Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga beras ini. Yang pertama karena memang fertiliser atau pupuk naik, yang kedua memang biaya tanam, berikutnya lagi memang ada (biaya) distribusi yang naik karena BBM naik," ujar Arief saat konferensi pers di Pasar Induk Beras Cipinang, Senin (3/10/222).

Meski harga beras di pasaran meroket, kata Arief, Bulog sudah mendistribusikan sebanyak 200 ribu ton dari yang biasanya hanya 30 sampai 40 ribu ton. Artinya, walaupun kondisi harga komoditas pangan tersebut mahal, daya beli masyarakat terbilang tinggi. 

"Bulog yang biasanya Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) hanya 30 sampai 40 ribu ton, bulan lalu sudah ter distribusi 200 ribu ton. Sehingga berikutnya lagi tetap akan mensupport market pasar," jelas Arief.  

Adapun Bulog membeli beras di petani seharga Rp8.800 per kilogram dari yang sebelumnya Rp8.300 per kilogram. Sementara itu, stok beras Bulog berkisar 800 ribu ton. Untuk penyerapan selanjutnya, Kementerian Pertanian akan mendatangi para petani yang ada di Sulawesi Selatan. 

"Nah stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton. Memang kita semua mungkin dalam minggu ini saya dan juga teman-teman dari Bulog dan juga teman-teman dari Kementerian Pertanian akan ke Sulawesi Selatan untuk menyerap," beber Arief.

Ia pun menekankan bahwa Badan Pangan Nasional akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan beras mengingat daya beli masyarakat yang terbilang tinggi. 

"Jadi kita nggak diam kita akan serap dan kita harus top up stoknya sampai 1,2 juta ton. Jadi nanti berapapun yang diminta kita harus penuhi. Tadi (waktu kunjungan pasar) ada permintaan 3.000 ton dari teman-teman pedagang. Per minggu ini kita harus siapkan karena Jakarta ini berkontribusi 27% nasional," tegasnya 

"Badan pangan nasional bersama kementerian selalu memperhatikan stok beras ini jadi makanan rutin kami adalah harga bahan pokok karena volatile food ini yang bisa kita kendalikan," tutup Arief. 

(DES)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement