sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Kedelai Mahal, Gakoptindo: Mekanisme Kerjasamanya Kurang Greget

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
17/02/2022 12:24 WIB
Mekanisme kerja sama antara Gakoptindo dengan Kementerian Pertanian kurang gereget, kurang tegas, kurang jelas.
Harga Kedelai Mahal, Gakoptindo: Mekanisme Kerjasamanya Kurang Greget (FOTO:MNC Media)
Harga Kedelai Mahal, Gakoptindo: Mekanisme Kerjasamanya Kurang Greget (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin menyebut, selama ini pendistribusian kedelai masih melalui perantara. Di mana hal itu yang menyebabkan harga kedelai mahal di tangan petani.  

"Mekanisme kerja sama antara Gakoptindo dengan Kementerian Pertanian kurang gereget, kurang tegas, kurang jelas. Padahal jelas, kedelai itu paling banyak kami yang beli. Sehingga sesungguhnya tinggal diatur dari petani ke kami. Misal, petani Banyuwangi, kami juga ada Gakopti di Banyuwangi. Jadi tidak melalui perantara lagi. Jadi petani dapat harga yang lebih baik, kami juga seperti itu," ujar Aip saat berdialog di IDX Channel, Kamis (17/2/2022). 

Aip menjelaskan, karena mekanisme yang tidak tegas itu, para perajin jadi terbiasa beli dari distributor dengan jalan utang. Hal ini tentu jadi persoalan tersendiri bagi perajin.  

"Cuma memang salah satu kendalanya, anggota kami sudah terbiasa beli dari distributor dengan jalan utang. Utangnya kira-kira antara tiga hari hingga dua minggu. Di situlah barangkali Perbankan ikut mendukung program ini," katanya.  

Aip menjelaskan, kedelai yang dibutuhkan anggota Gakoptindo adalah 3 juta ton, dengan rincian 2 juta ton untuk dibuat tempe, sementara 1 juta ton dibuat untuk tahu. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement