"Selain itu berdasarkan laporan EIA, stok gasoline komersial Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 1,1 juta bbl pada akhir bulan April 2024 dibandingkan akhir bulan sebelum menjadi 226,7 juta bbl," lanjut Tim Harga.
Inflasi kawasan Eropa pada Maret 2024 alami penurunan hingga mencapai 2,4% melebihi perkiraan, timbulkan ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga di bulan Juni. Hal tersebut, turut mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah dunia.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan manufaktur Cina dan India pada bulan Maret 2024 dibandingkan bulan sebelumnya, yang mencapai PMI Manufaktur masing-masing sebesar 50,8 dan 59,1.
"Selain itu, Impor Kilang Independen Cina alami peningkatan tertinggi dalam 7 bulan terakhir capai 127,54 juta bbl, dan Crude throughput Kilang Cina mengalami peningkatan 1.3% yoy capai 14,7 juta bph pada Triwulan I Tahun 2024 ketika GDP tumbuh hingga 5,3%," pungkas Tim Harga.
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada April dibandingkan Maret 2024 mengalami peningkatan menjadi sebagai berikut:
- Dated Brent naik sebesar USD4,67/bbl dari USD85,48/bbl menjadi USD90,15/bbl.
- WTI (Nymex) naik sebesar USD3,99/bbl dari USD80,41/bbl menjadi USD84,39/bbl.
- Brent (ICF) naik sebesar USD4,33/bbl dari USD84,67/bbl menjadi USD89,00/bbl.
- Basket OPEC naik sebesar USD5,05/bbl dari USD84,13/bbl menjadi USD89,18/bbl.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia naik sebesar USD3,83/bbl dari USD83,78/bbl menjadi USD87,61/bbl.
(YNA)