Menanggapi kondisi ini, IKAPPI mengimbau para pedagang untuk tidak mengambil keuntungan berlebih. "Kami sampaikan kepada pedagang kondisi kita memang menurun, daya beli kita menurun, jadi tetap jangan terlalu berlebihan mengambil keuntungan, silakan ambil keuntungan karena ini panennya pedagang, tapi juga pikirkan konsumen, pikirkan masyarakat kita," tutur Mansuri.
Dia juga berharap pemerintah dapat memperkuat koordinasi antar kementerian untuk mengatasi masalah ini. "Pemerintah dalam hal ini tiga kementerian, kami berharap koordinasinya lebih kuat, sehingga penyelesaian persoalan di lapangan dengan cepat," ujarnya.
Sementara itu, Guru Besar IPB University, Prof Dwi Andreas Santosa, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu oleh rasa tidak aman (insecure) masyarakat.
"Hal yang wajar karena ada faktor insecure di masyarakat, ketika harga mulai naik itu masyarakat insecure jangan-jangan ini naik terus, sehingga mereka membeli dalam kuantitas yang lebih banyak," katanya.
Prof Dwi Andreas juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan. "Sebenarnya masyarakat ga perlu sampai sejauh itu kan karena pola kenaikan harga kita ketahui, nanti setelah lebaran pasti turun," katanya.