"Kalau harga pangan sedikit naik, ini imbasnya sangat signifikan, jadi akan sulit turun bahkan bisa lebih tinggi daripada sebelumnya pandemi," sambung Bhima.
Salah satunya adalah kenaikann harga telur ataupun daging ayam. Misalnya untuk telur ayam kenaikannya dalam satu bulan terkahir bisa sampai sekitar Rp3 ribuan. Kemudian cabai merah yang saat ini harganya meroket.
"Tetapi ada beberapa kebutuhan pokok yang biasanya pasca lebaran itu turun, karena permintaan nomral lagi, nah sekarang pasca lebaran harganya malah lebih tinggi, misalnya minyak goreng deh, harusnya turun pasca lebaran, tetapi sekarang masih mahal," kata Bhima.
Sehingga menurutnya kejadian ini menjadi semacam anomali, kalau kenaikan harga pangan tersebut di barengi dengan permintaan yang kuat, sebetulnya tidak menjadi masalah. Akan tetapi masyarakat khususnya berpendapatan rendah itu tidak siap.
"Nah sekarang yang terjadi, kalau kita cek data keyakinan konsumen, masyarakat yang paling bawah ini tidak bisa mengejar kenaikan harga," lanjut Bhima.