Lebih lanjut, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi energi sebesar Rp502 triliun tahun ini. Luhut ingin anggaran tersebut dapat ditekan dengan penggunaan kendaraan listrik hingga kenaikan harga pertalite. "Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat," pungkasnya.
Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memangkas alokasi anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi sebesar 33 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.
Subsidi energi dan kompensasi tahun depan hanya Rp336,7 triliun dari outlook 2022 yang sebesar Rp502,4 triliun. Alokasi ini terbagi atas subsidi energi sebesar Rp210,7 triliun dan kompensasi Rp126 triliun.
Meski turun 33 persen, anggaran tersebut dipastikan masih mampu mensubsidi solar, pertalite dan LPG 3 Kg bagi masyarakat. "Penggunaan volume BBM bersubsidi harus dikendalikan sebab kalau tidak maka berpotensi melewati anggaran subsidi dan kompensasi tahun ini Rp502,4 triliun,” jelas Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RAPBN 2023, Selasa (16/8/2022).
(DES)