Menurut sebuah analisis lembaga think-tank Ember menunjukkan bahwa antara Oktober 2022 hingga Maret 2023 operasional pembangkit batu bara Eropa turun 27 terawatt jam, atau hampir 11 % secara yoy.
Adapun pembangkit gas turun 38 terawatt jam, karena konsumen memangkas konsumsi listrik sebagai respons terhadap melonjaknya harga energi di kawasan.
Di Asia, China sebenanrnya menjadi kunci konsumsi batu bara untuk mendukung aktivitas manufakturnya.
Impor batu bara termal China pada kuartal pertama 2023 terpantau melonjak ke level tertinggi baru karena utilitas, aktivitas bisnis dan untuk mengisi kembali persediaan untuk mengantisipasi penggunaan energi yang lebih besar menyusul pelonggaran kebijakan nol-Covid-19 yang sempat membatasi permintaan batu bara sepanjang 2022.
Mengutip Reuters, total impor batubara termal China hingga Maret melonjak 81% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 65,7 juta ton, menurut data pelacakan kapal dari Kpler.