Kabarnya, Kementerian Keuangan saat itu bahkan tidak bisa mendeteksi berapa pengeluaran dan pemasukan Pertamina. Mochtar Lubis lewat koran binaannya adalah salah satu yang aktif melontarkan kritik terhadap tranparansi keuangan Pertamina yang sangat minim.
Sampai hari ini, Ibnu Sutowo dikenal sebagai sosok di balik menggunungnya utang Pertamina yang saat itu mencapai belasan miliar dolar AS pada 1978.
Dikutip dari Historia.id (12/9), Ibnu Sutowo pernah mengaku membagi-bagikan uang USD500.000 setiap tahun yang diambil dari dana pemerintah. Ia juga memiliki perusahaan pribadi yang kini diturunkan kepengurusannya pada anak dan cucunya.
Ibnu juga memiliki jet pribadi dan Rolls Royce, pada masanya tak semua orang bisa mendatangkan mobil mewah tersebut ke Indonesia. Selain itu, ia juga terlibat dalam pembangunan Hilton Hotel (saat ini Sultan Hotel).
Hingga hari ini, pengelolaan Sultan Hotel masih dipegang oleh putranya, Pontjo Sutowo, lewat PT Indobuildco.
Itulah seulas ringkasan tentang harta kekayaan Ibnu Sutowo, mantan Direktur Utama Pertamina pada era orde baru. (NKK)