Mulyanto menyebut sebagaimana dilaporkan BPS, bahwa inflasi secara tahunan untuk bulan Juli 2022 yang sebesar 4.94 persen, tertinggi sejak Oktober 2015, didominasi terutama oleh inflasi makanan yang mencapai angka 11 persen.
Angka inflasi ini, menurut BPS juga dipicu oleh kenaikan harga beberapa jenis BBM non subsidi seperti pertamax, pertamax turbo, dexlite dan Pertamina Dex. Angka inflasi kelompok makanan ini sangat tinggi. Menurut Gubernur BI harusnya hanya 5-6 persen.
"Jadi tidak dapat kita bayangkan akan seperti apa melonjaknya inflasi kelompok makanan ini bila Pemerintah nekat menaikan harga BBM bersubsidi, seperti solar dan Pertalite. Karena BBM bersubsidi ini digunakan secara luas oleh masyarakat kecil termasuk untuk angkutan umum orang maupun sembako," tambah Mulyanto.
Ia menyebutkan masalah makanan ini terkait dengan soal perut. Kalau perut lapar masyarakat tidak bisa berpikir tenang. Sehingga pemerintah harus sunguh-sungguh memperhatikan suara hati rakyat kecil.
Apalagi kata Mulyanto sejak bulan Juni 2022 harga minyak dunia sudah mulai melorot dari 120 dolar Amerika per barel menjadi sekitar 90 dolar Amerika per barel. Sehingga tidak heran kalau pemerintah Malaysia telah menurunkan harga BBM-nya.