Menurut Saleh, langkah hilirisasi memerlukan investasi yang besar, produksi yang efisien dan pengaturan ekspor yang optimal.
Simulasi yang dilakukan dalam disertasi ini menunjukkan bahwa bila penurunan ekspor produk hulu sebesar lima persen dan ekspor produk hilir meningkat 15 persen, maka diperkirakan devisa Indonesia akan meningkat sebesar USD7 miliar per tahun.
"Sehingga PDB (Produk Domestik Bruto) yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi, juga akan meningkat. Hilirisasi menjadi produk-produk jadi langsung pakai oleh konsumen, seperti kosmetika dan sabun, paling mungkin menggunakan minyak kelapa sawit," tutur Saleh.
Saleh menjelaskan, minyak sawit merupakan produk yang sulit tergantikan oleh minyak nabati lain, dengan karakteristiknya yang paling mudah untuk dijadikan produk-produk turunan.
Selain itu, luas lahan yang diperlukan untuk pengembangan industri sawit relatif lebih kecil dibanding komoditas lain, sehingga biaya produksi yang dibutuhkan juga relatif paling rendah dibanding minyak nabati lain.