Lebih lanjut ia menjelaskan jika melihat UE-Vietnam CEPA, total perdagangan kedua pihak naik sebesar 20 persen, yakni dari 56 miliar euro sebelum penandatangan CEPA dan naik ke 67 miliar euro setelah CEPA diratifikasi oleh Vietnam dan EU.
Anindya pun menilai, tren yang sama bakal terjadi antara Indonesia dan UE.
Di era yang multipolar ini, kata Anindya, berbagai perusahaan Indonesia dan para anggota Kadin harus memanfaatkan momentum ini untuk melakukan diversifikasi. Pelaku usaha harus aktif mengeksplorasi pasar baru untuk meningkatkan perdagangan internasional guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Saya bertemu dengan CEO Business Europe yang merupakan Kadin-nya Eropa, Kadin Indonesia dan Business Eropa akan melakukan kolaborasi intensif agar pelaku usaha dan pemimpin bisnis di Uni Eropa dan Indonesia bisa memanfaatkan CEPA,” paparnya.
Berbagai sektor seperti tekstil, komoditas, palm oil dan lain lain yang penting dan dibutuhkan oleh negara-negara di Uni Eropa.
“Ketika ketidakpastian ekonomi berkelindan dengan gejolak geopolitik, sebagai mitra bisnis, kita harus semakin mendekat satu sama lain. Hari ini kita mengambil langkah besar dalam kemitraan ini. Kita baru saja mencapai kesepakatan politik mengenai perjanjian perdagangan bebas yang ambisius," ungkap Anindya.
(Febrina Ratna Iskana)