"Tetapi bukan ini yang terjadi. Berbagai guncangan, di antaranya perang yang tidak masuk akal mengubah gambaran ekonomi sepenuhnya. Jauh dari sementara, inflasi menjadi lebih persisten (berkelanjutan)," ungkap Georgiva.
Lebih jauh katanya, harga energi dan pangan tinggi, kondisi keuangan lebih ketat, serta kendala pasokan yang masih ada memperlambat pertumbuhan.
"Semua ekonomi terbesar dunia sedang melambat. Area Euro (Eropa) sangat terpengaruh dari pasokan gas Rusia, China menderita gangguan terkait pandemi, dan penurunan dalam di pasar propertinya, serta memontum melambatnya (ekonomi) di Amerika Serikat karena inflasi mengurangi pendapatan dan permintaan konsumen, suku bunga yang lebih tinggi menjadi hambatan bagi investasi," jelasnya.
Georgiva melanjutkan, kondisi ini pada gilirannya memengaruhi negara-negara berkembang karena mereka menghadapi penurunan permintaan ekspor. Belum lagi banyak yang merasakan tekanan berat dari harga makanan dan energi yang melonjak.