"Tak hanya itu, IMF juga mengapresiasi upaya reformasi struktural di sektor riil dan sektor keuangan untuk meningkatkan investasi, mendorong pertumbuhan dan memitigasi dampak scarring dari pandemi," tulis laporan tersebut.
Dengan rangkaian kebijakan yang tepat, IMF meyakini bahwa perekonomian Indonesia bakal terus menguat pada tahun 2022-2023 dengan ditopang oleh membaiknya permintaan domestik serta dukungan dari kondisi komoditas global.
Namun demikian, IMF juga mengingatkan faktor risiko yang perlu diwaspadai, terutama soal munculnya varian baru dan juga opsi pengetatan kondisi keuangan global akibat normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan.
IMF merekomendasikan kebijakan yang sejalan dengan arah kebijakan BI, terutama terkait normalisasi kebijakan likuiditas, financial deepening dan digitalisasi. Proyeksi positif IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen BI yang memperkirakan bahwa momentum perbaikan ekonomi nasional bakal berlanjut pada tahun 2022 ini.
"Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mengoptimalkan bauran kebijakan guna menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sinergi kebijakan dengan otoritas terkait akan dilakukan, khususnya dalam rangka akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan upaya mendorong peningkatan pembiayaan pada sektor-sektor prioritas," tegas BI, dalam perenyataan resminya. (TSM)