"Prospek ini mencerminkan sikap kebijakan ketat yang diperlukan untuk menurunkan inflasi, dampak dari penurunan kondisi keuangan baru-baru ini, perang yang sedang berlangsung di Ukraina, dan meningkatnya fragmentasi geoekonomi," kata IMF dalam laporan yang sama.
IMF juga melihat ekonomi Amerika Serikat (AS) berkembang sebesar 1,6% tahun ini dan zona euro tumbuh sebesar 0,8%. Namun, Inggris diproyeksikan aka mengalami kontraksi sebesar 0,3%.
PDB China juga diperkirakan akan meningkat sebesar 5,2% sepanjang 2023. Emerging market Asia lainnya, yakni India diperkirakan akan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 5,9%.
Sementara ekonomi Rusia yang mengalami kontraksi lebih dari 2% pada 2022, terlihat akan tumbuh sebesar 0,7% tahun ini.
IMF menegaskan guncangan yang memengaruhi dunia pada 2022, seperti sikap moneter bank sentral yang ketat untuk meredakan inflasi, penyangga fiskal yang terbatas untuk menyerap guncangan di tengah tingkat utang yang tinggi secara historis, lonjakan harga komoditas, dan fragmentasi geoekonomi dengan perang Rusia di Ukraina, serta dampak pembukaan kembali ekonomi China tampaknya akan berlanjut hingga 2023.