sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Indikator Kemiskinan Bank Dunia Terbaru Patut Diprotes, Orang Miskin Bisa Makin Miskin

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
12/05/2023 13:08 WIB
Bank Dunia merekomendasikan pemerintah Indonesia mengubah acuan tingkat garis kemiskinan menggunakan purchasing power parity (PPP) sebesar USD3,20 per hari.
Indikator Kemiskinan Bank Dunia Terbaru Patut Diprotes, Orang Miskin Bisa Makin Miskin. (Foto: MNC Media)
Indikator Kemiskinan Bank Dunia Terbaru Patut Diprotes, Orang Miskin Bisa Makin Miskin. (Foto: MNC Media)

Sementara untuk Garis Kemiskinan mengacu pada pengeluaran minimum sebesar Rp535.547 per kapita per bulan pada periode yang sama.

Per September 2022, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,34 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan rumah tangga miskin secara rata-rata adalah Rp2.324.274 per rumah tangga miskin per bulan.

Orang Miskin akan Semakin Miskin

Adapun mengacu dokumen resmi Bank Dunia, telah terjadi pergeseran metodologi pengukuran kemiskinan yang semula menggunakan acuan USD1,90 per hari menjadi USD2,15 pada 2017.

Jika menggunakan acuan ini, pada 2021 Indonesia mencatatkan tambahan 4 juta orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem bila dihitung dengan metodologi baru.

Sementara dalam laporan terbarunya, Bank Dunia menyebut Indonesia kini dapat beralih untuk memperluas definisinya tentang kemiskinan yang sepadan dengan status pendapatan kelas menengahnya.

Menurut Bank Dunia, kemiskinan ekstrem yang didefinisikan dengan pengeluaran kurang dari USD1,90 per hari, turun dari 19% pada tahun 2002 menjadi 1,5% pada 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kondisi ini, secara praktis memenuhi tujuan pemerintah untuk memberantas kemiskinan ekstrem lebih cepat dari jadwal yang diharapkan pada tahun 2024.

Jumlah yang kecil kemiskinan friksional yang ekstrem kemungkinan akan tetap ada bagi beberapa orang waktu.

“Dengan kemiskinan ekstrim hampir terhapus, strategi dan fokus pengurangan kemiskinan harus diperluas pada kelompok berpenghasilan menengah ke bawah dan menggunakan garis kemiskinan yang lebih tinggi ditetapkan sebesar USD3,20 per hari,” tulis laporan Bank Dunia dalam Indonesia Poverty Assessment 2023.

Namun jika dipaksakan menggunakan ukuran terbaru, ini juga akan berisiko bagi perekonomian Indonesia di tengah masih tingginya inflasi.

Tercatat pada April 2023, inflasi year on year (yoy) RI sebesar 4,33% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,74.

Inflasi yang terjadi juga tidak merata pada seluruh wilayah Indonesia yang memiliki karakteristik ekonomi dan sosial yang berbeda-beda.

Tercatat inflasi yoy  tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 6,75% dengan IHK sebesar 121,12 dan terendah terjadi di Pangkal Pinang sebesar 2,78%dengan IHK sebesar 114,15.

Inflasi di RI masih dipengaruhi kenaikan harga sebagian besar indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,58%.

Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga menyumbang inflasi sebesar 2,53% dan kesehatan sebesar 2,60%. Sementara kelompok transportasi menjadi penyumbang inflasi terbesar sebesar 11,96%.

Inflasi ini pada gilirannya akan membebani daya beli masyarakat. Kondisi ini juga rentan mendorong orang miskin akan semakin miskin jika inflasi tidak segera terkendali. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement