IDXChannel - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memproyeksi inflasi Februari 2025 secara Month to Month (MtM) akan berada cukup rendah, bahkan deflasi pada rentang -0,20-0,20 persen.
Begitu juga dengan tingkat inflasi year on year (YoY) pada bulan Februari 2025 akan lebih rendah dibandingkan Januari 2025 dengan rentang prediksi inflasi antara 0,50-0,70 persen.
"Hal ini didorong dengan tingkat inflasi komponen harga bergejolak yang sedikit menurun dan dampak turunan dari diskon tarif listrik di Januari," tulis LPEM FEB UI dalam risetnya, Sabtu (8/2/2025).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi secara tahunan pada Januari 2025 sebesar 0,76 persen atau terendah sejak 2000.
Inflasi yang terjadi pada Januari 2025 secara year-on-year (YoY) didorong kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran seperti kenaikan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jenis lainnya dengan tingkat sebesar 7,27 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan tingkat inflasi sebesar 3,69 persen, serta kelompok penyedia makan dan minum/restoran dengan tingkat inflasi sebesar 2,47 persen.
Sementara secara month-to-month (MtM), terjadi deflasi sebesar 0,76 persen. Adapun salah satu faktor utamanya yakni diskon tarif listrik 50 persen bagi pelanggan daya hingga 2.200 VA.
"Komoditas tarif listrik yang menjadi penyumbang utama deflasi Januari 2025 dengan tingkat deflasi 32,03 persen dan andil deflasi 1,47 persen." ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (3/2/2025).
(NIA DEVIYANA)