IDXChannel - Korea Selatan (Korsel) baru saja melaporkan sejumlah data terbaru perekonomian nasionalnya di awal pekan ini.
Sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di kawasan Asia Pasifik, pergerakan ekonomi negeri K-POP ini menjadi indikator aktivitas ekonomi di seluruh kawasan.
Dilaporkan indeks PMI Manufaktur Korea Selatan S&P Global naik menjadi 48,1 pada April 2023 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 47,6.
Meski mendingin, indeks PMI Negeri ginseng tersebut tetap kontraksi selama sepuluh bulan berturut-turut.
Pesanan ekspor baru juga turun untuk bulan ke-14 berturut-turut, dengan kecepatan yang hanya sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Survei S&P Global sebelumnya juga mencatat bahwa permintaan yang lesu di pasar-pasar utama seperti China, Jepang dan Eropa berkontribusi terhadap pelemahan di Korea Selatan.
Indeks harga konsumen (IHK) Korea Selatan tercatat 3,7% pada April 2023 dari tahun lalu. Angka ini tercatat mendingin dibandingkan dengan kenaikan 4,2% pada Maret dan terus berkurang selama tiga bulan berturut-turut. Ini juga menandai inflasi terendah selama setahun terakhir. (Lihat grafik di bawah ini.)
Ini menjadi angka inflasi terendah sejak Februari 2022, dan mendukung persepsi pasar bahwa siklus pengetatan kebijakan bank sentral telah berakhir setelah bank sentral Korea Selatan menghentikan kenaikan suku bunganya pada pertemuan April.
Bank sentral Korea Selatan sempat menaikkan suku bunga dengan agregat 3 poin persentase sejak Agustus 2021 untuk memerangi inflasi. Tingginya suku bunga sempat membawa biaya pinjaman ke level tertinggi dalam 14 tahun sebesar 3,5%.
Mengutip Reuters, bank sentral Korea Selatan mengatakan pada Selasa (2/5/2023) bahwa inflasi akan terus berkurang dengan cepat hingga pertengahan tahun ini, meskipun inflasi inti akan berkurang dengan kecepatan yang lebih lambat.