Selain itu, Arlyana mencatat kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga mengalami inflasi 0,72 persen, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,14 persen.
"Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh meningkatnya upah baby sitter," ucapnya.
Dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, IHK mengalami deflasi 0,16 persen, lebih rendah dari deflasi Mei yang mencapai 1,02 persen. Harga-harga komoditas pangan seperti tomat, bawang merah, beras, telur ayam ras, dan bawang putih menjadi penyumbang deflasi Jakarta.
Arlyana mengatakan, inflasi di DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang semakin kuat. Sepanjang bulan lalu, TPID telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi seperti Gerakan Pangan Murah (GPM), Operasi Pasar Murah, dan Program Sembako Murah hingga penyelenggaraan JakFoodFest 2024 sebagai rangkaian HUT Jakarta.
(RFI)