IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi year on year (yoy) sebesar 4,97% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,36. Angka ini di bawah konsensus pasar sebesar 5,2%. (Lihat grafik di bawah ini.)
Adapun secara month to month (mtm) Maret 2023 sebesar 0,18%. Sementara tingkat inflasi year to date (ytd) Maret 2023 sebesar 0,68%.
Tingkat inflasi bulanan Maret 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.
Inflasi tertinggi disumbang oleh transportasi angkutan udara dan bensin yang mencapai 0,54% secara m-t-m. Di urutan ke dua, makanan, minuman, dan tembakau menyumbang sebesar 0,18% dan kedua disumbang oleh kenaikan harga beras, cabe rawit, dan rokok kretek filter.
Indonesia juga memasuki panen raya nasional di 10 provinsi dan 6 kabupaten prioritas pada bulan Maret lalu.
Inflasi bulan Maret yang jatuh tepat menjelang ramadan dan Idul Fitri 2023 terpantau lebih landai dibanding tahun-tahun sebelumnya, kecuali di tahun 2020 dan 2021 akibat ekonomi yang masih terkontraksi pandemi Covid-19.
Meski demikian, BPS mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap kenaikan harga beberapa komoditas yang mungkin terdampak tingginya permintaan jelang hari raya Idul Fitri seperti tarif angkutan udara, daging sapi, daging ayam ras, bawang merah, hingga telur.
Prospek Suku Bunga dan Tantangan Pemangkasan Produksi Minyak
Penurunan inflasi ini bisa jadi menjadi sinyal BI akan menahan laju kenaikan suku bunga. Meski demikian, inflasi ini masih belum sesuai target BI sekitar 3%.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Maret 2023 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%.