Artinya, jika berprofesi sebagai influencer tidak semua isu bisa disampaikan. Sebagai salah satu contohnya, jika ada pemilik akun yang suka membuat dan mengkritik film maka sudah bisa disebut sebagai influencer film.
"Jadi kita akan terinfluence yang sudah tahu track recordnya, kita tahu kualitas dan kredibilitasnya untuk bidang tertentu. Itu yang namanya influencer," jelasnya.
Kredibilitas yang dibangun ini juga bisa mempengaruhi masyarakat. Misalnya jika ada seorang influencer yang bergerak di bidang financial planner, maka masyarakat atau warganet (netizen) hanya akan percaya tentang semua ucapan yang berkaitan dengan merencanakan keuangan.
"Jadi ketika dia mempromosikan sesuatu dia mempertaruhkan kredibilitasnya di situ. Yang mana dia sudah punya kredibilitas ada trust. Misalnya seorang financial planner akan dipercaya kalau ngomongin soal apa yang bisa dipercaya secara finansial," jelasnya.
Sedangkan buzzer, bisa diartikan sebagai penonton yang sifatnya selalu meramaikan apa pun yang sedang ramai. Seringkali, akun-akun dari buzzer ini bersifat anonim atau tidak diketahui identitasnya.