Purbaya juga mengidentifikasi Foreign Direct Investment (FDI) atau Investasi Langsung Asing sebagai komponen vital, mencontohkan keberhasilan Singapura dan Vietnam. Ia berkomitmen akan turut menjamin iklim investasi.
“Saya punya pengalaman sejak 2016–2019 mengurai hambatan investasi. Saat itu ada 193 kasus bottleneck dengan nilai Rp893 triliun. Dengan pola yang sama, saya yakin kita bisa memperbaiki iklim investasi ke depan,” tuturnya.
Purbaya meyakini, jika mesin pertumbuhan pemerintah (fiskal) dan swasta dapat berjalan sinergis, target pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dicapai.
"Selama dua puluh tahun terakhir, mesin kita berjalan timpang. Ke depan, kita akan hidupkan dua-duanya. Jika kita jalankan keduanya, angka 6 hingga 6,5 persen seharusnya tidak terlalu sulit selama setahun ke depan," kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)