IDXChannel - Hipertensi merupakan salah satu penyakit di Indonesia yang ditanggung oleh layanan BPJS kesehatan. Dan termasuk salah satu penyakit yang paling banyak menghabiskan dana institusi tersebut.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyinggung kalau hipertensi tergolong penyakit katastropik yang dapat dicegah. Hipertensi jadi salah satu penyebab BPJS kesehatan boros karena pengeluaran biaya besar (untuk penyakit katastropik).
"Urutannya pertama adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Nomor dua, kanker; nomor tiga, stroke; nomor empat thalasemia. Nomor lima, sirosis hepatis, semacam sirosis mengeras," ujar Ghufron, seperti ditulis Kamis (13/10/2022).
"Lalu leukimia, gagal ginjal juga termasuk, hemofilia dan katastropik semua," dia menambahkan.
"Masyarakat kita itu kalau garamnya tidak banyak, tidak puas, tidak lezat. Jadi garamnya harus banyak, masalahnya lagi-lagi, orang itu menurut survei, angka hipertensi kita itu sekitar 30 persen," sambungnya.
Untuk diketahui, total biaya INA CBG’s untuk penyakit kardiometabolik pada rentang waktu 2014-2016 mencapai Rp 36,3 triliun atau 28% dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan.
Peringkat biaya teratas diduduki oleh hipertensi dengan jumlah biaya Rp12,1 triliun, disusul dengan diabetes mellitus sebesar Rp9,2 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp6,8 triliun. Semenytara pada tahun 2021, ada 6,3 juta layanan (kasus) gagal ginjal dengan biaya sekitar Rp6,5 triliun.
(FAY)