"Masyarakat kita itu kalau garamnya tidak banyak, tidak puas, tidak lezat. Jadi garamnya harus banyak, masalahnya lagi-lagi, orang itu menurut survei, angka hipertensi kita itu sekitar 30 persen," sambungnya.
Untuk diketahui, total biaya INA CBG’s untuk penyakit kardiometabolik pada rentang waktu 2014-2016 mencapai Rp 36,3 triliun atau 28% dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan.
Peringkat biaya teratas diduduki oleh hipertensi dengan jumlah biaya Rp12,1 triliun, disusul dengan diabetes mellitus sebesar Rp9,2 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp6,8 triliun. Semenytara pada tahun 2021, ada 6,3 juta layanan (kasus) gagal ginjal dengan biaya sekitar Rp6,5 triliun.
(FAY)