IDXChannel – Tingkat inflasi Inggris tembus 10,4% secara tahunan atau year on year (yoy) pada Februari. Angka ini merupakan level tertinggi selama 40 tahun. Berbeda dengan Amerika Serikat (AS) dan Zona Euro, inflasi masing-masing turun menjadi 6% dan 8,5%. Namun, tingkat inflasi Inggris terus-menerus lebih tinggi dibandingkan dengan AS dan ekonomi besar lainnya di Eropa selama setahun terakhir.
Melansir BBC, Jumat (24/3/2023), terdapat tiga faktor yang mendorong kenaikan harga tersebut, di antaranya:
1. Naiknya harga pangan
Harga makanan di Inggris terus melonjak, angka inflasi makanan naik 18,2% bulan lalu dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Tomat, paprika, dan mentimun menjadi komoditas yang minim pasokan akibat cuaca ekstrem.
Menurut Minette Batters, Presiden National Farmers Union (NFU ), kekurangan pasokan pangan juga diperparah oleh harga energi yang tinggi di Inggris. Meningkatnya biaya operasional menyebabkan petani sayur mengurangi hasil panen atau memproduksi makanan tertentu.
2. Harga gas grosir
Konflik Rusia-Ukraina berdampak kepada tagihan energi yang meningkat secara global. Anggota Komite Kebijakan Moneter Bank of England, Jonathan Haskel, mengatakan Inggris menjadi salah satu negara paling rentan terhadap guncangan harga energi.
Haskel menyebutkan Inggris merupakan pengguna gas terbesar untuk memanaskan rumah dan menyalakan lampu daripada negara-negara Eropa lainnya. Ia juga menambahkan bahwa gas sebagian besar disalurkan melalui pipa dari segelintir pemasok, sedangkan AS memproduksi sebagian besar gasnya sendiri dan lebih mengandalkan Liquefied Natural Gas (LNG).