Tanpa antagonisme politik
Namun begitu, KTT Cina-Arab tidak digelar "untuk secara spesifik menyerang AS,” kata Bernard Haykel, Guru Besar Timur Tengah di Princeton Uiversity, AS.
"Saudi membina hubungan dagang yang kuat dengan Cina dan Presiden Xi seharusnya berkunjung sejak jauh hari yang lalu,” timpalnya kepada DW. "Kunjungannya dibatalkan berulangkali karena lockdown Covid-19 dan hal lain,” dilansir melalui DW, Jumat (9/12/2022).
Sejauh ini tidak ada agenda yang jelas dalam KTT Cina-Arab, kecuali yang berkaitan dengan perdagangan. "Sangat sulit memprediksi hasil konferensi karena digelar dengan agenda yang sangat umum,”kata Hasan al-Hasan, pakar politik di International Institute for Strategic Studies (IISS), Bahrain.
"Terutama karena KTT ini mengundang negara-negara dengan profil ekonomi yang sangat jauh berbeda,” imbuhnya.
Menurut Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan, nilai perdagangan bilateral antara negara Teluk dan Cina, termasuk Iran, mencapai USD2,8 triliun pada 2021. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab merupakan mitra dagang terbesar.
Jika dibandingkan, nilai perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat pada periode yang sama hanya berkisar USD1,3 triliun. Satu-satunya sektor kunci yang masih didominasi UE dan AS adalah persenjataan yang mewakili 95 persen belanja alutsista di Timur Tengah.
Di Riyadh, Cina juga membidik negosiasi perdagangan bebas dengan GCC yang sudah dibahas sejak dua dekade silam. November silam, duta besar Cina untuk UEA mengisyaratkan perundingan sudah memasuki fase terakhir.