Bahlil menegaskan bahwa tujuan dari pembangunan KEK dan Kawasan Industri lainnya adalah mempermudah investor dari sisi perizinan dan implementasi sehingga belanja modal (capital expenditure/Capex) tidak mahal, dan pada akhirnya menarik minat investor untuk melakukan hilirisasi industri.
Bahlil optimis pengembangan KEK Palu ini dapat berjalan baik seperti Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah. Salah satu formulasi yang digunakan yaitu dengan tidak meninggikan harga lahan dan memberikan insentif kepada investor.
“Jangan sampai kita berpikir menjadi kontraktor properti. Kalau kita buat kesepakatan, maka proses promosinya ditarik oleh negara, jadi tidak lagi KEK jalan sendiri. Caranya, tanahnya jangan dibuat mahal, izinnya diurus oleh negara, insentifnya kita kasih. Jadi jangan investor datang merasa takut duluan,” ucap Bahlil.
Andi Mulhanan Tombolotutu selaku Direktur Utama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah yang merupakan Badan Usaha Pengelola (BUP) KEK Palu, mengungkapkan terima kasih atas kedatangan Menteri Investasi untuk terjun langsung melihat kondisi KEK Palu.
Andi mengungkapkan salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan KEK Palu yaitu infrastruktur dalam kawasan. Hal tersebut dikarenakan adanya kesulitan pendanaan akibat pengalihan pendanaan untuk pemulihan bencana yang terjadi 2018 lalu, dan adanya pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak 2019 akhir. Sehingga saat ini pihak pengelola bekerja keras mencari mitra untuk membangun infrastruktur di dalam kawasan, seperti jalan, drainase, air, gas, listrik, dan sarana penunjang lainnya.