“Ada pula fasilitasi sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point(HACCP) kepada 29 IKM pangan, dan fasilitasi pendaftaran Kekayaan Intelektual melalui Klinik Kekayaan Intelektual Ditjen IKMA untuk 497 merek. Ditjen IKMA juga melalukan pendampingan penerapan manajemen mutu ISO 9001:2015 kepada 3 IKM. Tak hanya itu, juga telah dilakukan pendampingan, focus group discussion, dan sosialisasi untuk material center IKM furnitur di Jepara dan untuk IKM logam di Tegal,” imbuhnya.
Sementara itu, hingga akhir triwulan III - 2022, terdapat 4.202 IKM yang telah bergabung dalam program e-Smart IKM, dan 839 IKM berhasil onboarding di marketplace melalui program tersebut. Sebanyak 12 IKM di antaranya juga telah menerapkan teknologi 4.0 pada lini produksi.
“Salah satu pilot project penerapan teknologi 4.0 pada lini produksi dilakukan oleh IKM pangan yang mengimplementasikan cloud computing, big data & Artificial Intelligent untuk meningkatkan kualitas bahan baku, efisiensi proses produksi dan forecast tren penjualan produk,” terang Reni.
Setelah bergabung di e-Smart IKM, IKM berhak mendapatkan pembinaan workshop literasi digital, digital marketing, onboarding pemasaran digital, optimisasi e-commerce dan pengembangan bisnis. Dalam mendukung IKM dapat onboarding ke marketplace, Ditjen IKMA menyinergikan program e-smart IKM dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
(NDA)