"Sehingga daripada dia mengembangkan atau berinvestasi mahal dengan dia buat sendiri, mencari SDM sendiri, lebih baik menginjeksi startup. Bisa jadi modelnya seperti itu," katanya.
Selain itu, di sektor persaingan usaha. Bhima memandang, jika sudah ada startup yang eksisting dan menjadi market leader, maka startup yang harus dibiayai pemegang saham adalah startup yang menjadi market leader tersebut.
Profitabilitas pun menjadi indikator lain yang diperhatikan. Di aspek ini, kapan startup bisa meningkatkan profitabilitasnya atau kapan sudah ada pengembalian modal dari keuntungan bisnis.
BUMN selaku perusahaan negara memang dituntut memperhatikan profitabilitas. Sebab, secara regulasi dan pertanggungjawaban lebih ketat daripada perusahaan swasta. Dimana, perseroan mendapat kontrol dari lembaga pengawasan seperti DPR dan BPKP.
"Nah, jangan sampai disuntik dengan modal yang cukup besar startup nya merugi kemudian ditemukan kerugian negara, itu yang banyak dikhawatirkan sebenarnya dari sisi BUMN-nya. Apalagi BUMN yang masih mengandalkan PMN. Nah ini diharapkan lebih hati-hati bukan tidak boleh, tapi memilih startup yang berkualitas," ungkapnya.