Lonjakan signifikan dalam permintaan domestik menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan produksi, penyerapan tenaga kerja, dan aktivitas pembelian menjelang akhir tahun.
Optimisme ini didukung oleh tren serupa di negara mitra dagang utama, seperti India (57,4) dan Amerika (51,9), serta di kawasan ASEAN seperti Thailand (56,8), Vietnam (53,8), dan Malaysia (50,1). Ekspansi ini mengindikasikan adanya peningkatan momentum permintaan global yang berpotensi mendukung kinerja ekspor Indonesia ke depan.
Kinerja perdagangan Indonesia menunjukkan fondasi ekonomi eksternal yang tangguh. Hingga Oktober 2025, Neraca Perdagangan mencatatkan surplus impresif sebesar USD35,9 miliar, tumbuh 44,1 persen (cumulative to cumulative/ctc) sepanjang periode Januari-Oktober 2025. Surplus ini utamanya disumbang oleh sektor nonmigas senilai USD51,5 miliar.
Total nilai ekspor kumulatif Indonesia mencapai USD234,0 miliar, naik 7,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Ekspor nonmigas hasil industri pengolahan naik 15,8 persen, sementara ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan melonjak 28,6 persen.
Sinyal positif juga datang dari investasi. Peningkatan impor barang modal sebesar 18,7 persen selama periode yang sama menjadi indikasi perluasan kapasitas produksi dan investasi yang berkelanjutan di dalam negeri.