Yuswo memandang diversifikasi bisnis kafe-resto ke arah digital adalah suatu hal yang niscaya. Artinya konsep 'take-away' atau membawa pulang pesanan ini harus dapat menjadi peluang pengembangan bisnis mereka, di tengah kebijakan buka-tutup pembatasan.
"Jadi begitu ditutup, dia akan ke digital, kalo dibuka akan dine-in, nah pemain resto harus punya kesiapan untuk punya dua channel itu dan punya sumber pendapatan yang dua itu, ga bisa mengandalkan dine-in saja, perlu diversifikasi ke digital," terangnya.
Meskipun perubahan ke arah digital tidak 'semudah membalikkan telapak tangan', di tengah maraknya digitalisasi, proses transformasi ini dinilai Yuswo akan mendidik para pelaku usaha.
"Saya yakin mereka akan survive. Pasar itu akan mendidik mereka untuk bertahan, mendorong, mengarahkan, dan memaksa mereka untuk terus hidup, dan pilihannya ada disitu, pilihannya mereka akan mulai mengabil channel baru untuk mendapatkan omset melalui delivery, take away atau sosmed digital channel," tukasnya.
(SANDY)