Hal itu pun bakal menyebabkan banyak sekali sekarang bencana alam karena tidak ada lagi pola yang dianggap normal. Musim kering bisa panjang dan juga terjadi kebakaran hutan. Musim hujan menjadi sangat ekstrem, terjadi tanah longsor dan banjir yang bisa mengancam manusia.
"Itu juga mengancam ekonomi. Kalau perekonomian dan kegiatan manusia semuanya memproduksi karbon terlalu banyak, dan nobody cares, itu yang disebut sebagai market failure.”
“Nyata-nyata bisa membahayakan dunia, namun enggak ada yang bisa mengoreksi. Di situlah letak APBN sebagai alokatif, mengoreksi supaya tingkah laku manusia memasukkan risiko ancaman global tersebut, ya caranya dengan memakai carbon tax, subsidi," tandas Sri.
Ketika Indonesia menyatakan akan berpartisipasi menurunkan karbon hingga 31% dan 43% kalau dibantu secara internasional, itu hanya bisa terjadi kalau kebijakan fiskal mendukung. Salah satunya adalah dengan transisi energi atau Energy Transition Mechanism (ETM).
"Itu baru bagian fungsi alokasi dari APBN," ujar Sri.
(FRI)