Paris Club, setelah mengumumkan jaminan minggu lalu untuk bekerja sama dengan Sri Lanka, mengatakan “Anggota-anggota Paris Club serta Hungaria dan Arab Saudi mendesak kreditur bilateral resmi lainnya, termasuk China, untuk melakukan hal yang sama sejalan dengan parameter program IMF segera mungkin.''
Utang Sri Lanka ke China sekitar 10% dari utang luar negerinya yang mencapai $51 miliar. Negara kepulauan berpenduduk 22 juta jiwa itu kehabisan mata uang asing tahun lalu. Keadaan itu memicu pemadaman listrik, kekurangan pangan, dan protes yang memaksa presiden dan perdana menteri mengundurkan diri.
China “bersedia bekerja dengan negara-negara terkait dan lembaga-lembaga keuangan internasional untuk terus memainkan peran positif membantu Sri Lanka mengatasi kesulitan saat ini,'' kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, ketika ditanya apakah Beijing akan menyetujui pengurangan utang.
Wang mengulangi pernyataan resmi sebelumnya bahwa China mendukung aplikasi Sri Lanka untuk pinjaman IMF dan akan membantu pemerintah meminta bantuan dari kreditur-kreditur lainnya.
Bank Ekspor-Import China bulan lalu menawarkan kepada Sri Lanka penangguhan pembayaran selamat dua tahun. Seorang pejabat Amerika mengatakan itu bantuan itu kurang berarti dan meminta Beijing untuk menawarkan lebih banyak bantuan.