“Kami sedang berdiskusi langsung dengan China,” kata Presiden Rani Wickremesinghe pekan lalu dalam pidatonya di hadapan parlemen. “Kami sekarang berusaha untuk menyatukan pendekatan negara-negara lain dan China.''
Situasi Sri Lanka mencerminkan kondisi di puluhan negara dari kepulauan Pasifik Selatan hingga beberapa negara termiskin di Asia dan Afrika yang mendapatkan pinjaman di bawah Prakarsa Sabuk dan Jalan. Total utang negara-negara miskin meningkat, meningkatkan risiko bahwa negara-negara lain mungkin mengalami kesulitan.
Beijing telah memaafkan bunga yang harus dibayar oleh beberapa pihak tetapi telah menghindari menuliskan jumlah pinjaman.
Sejumlah ekonom mengatakan Beijing mungkin menolak memangkas utang Sri Lanka karena takut para peminjam lain menginginkan keringanan serupa.
April lalu, pemimpin oposisi Wickremesinghe mengatakan kepada Republic TV bahwa China menawarkan pinjaman USD1 miliar dan bukan mengurangi utang Sri Lanka.
Pinjaman itu akan memungkinkan pemerintah melakukan pembayaran, tetapi total utang akan naik.
(DKH)