Kebijakan itu memberikan tekanan signifikan pada industri otomotif Jepang, yang merupakan salah satu sektor utama dalam perekonomian negara. Kabar terbaru, negosiator Jepang mungkin bersedia untuk mendiskusikan pengurangan tarif sebagai alternatif.
Saat ini Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba menghadapi tekanan dalam negeri untuk mencapai kesepakan yang menguntung dengan AS. Pemerintah Jepang telah menyatakan ingin mencapai kesepakatan yang seimbang dan saling menguntungkan.
Situasi saat ini, ekonomi Jepang mengalami kontraksi sebesar 0,7 persen pada kuartal I-2025. Penurunan ini disebabkan oleh konsumsi domestik yang stagnan dan penurunan ekspor, yang sebagian besar dipengaruhi oleh tarif AS yang baru diberlakukan.
(Ibnu Hariyanto)